Ramallah-Aswajatv.id – Presiden terpilih Amerika (AS) Donald Trump mendapat ucapan selamat dari Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas atas kemenangan Trump dalam pemilihan umum Pressiden AS yang disampaikan melalui telepon pada Jumat (8/10) – Kantor Berita resmi Palestina, Wafa mengabarkan.
Dalam panggilan telepon yang terjadi ditengah meningkatnya ketegangan di jalur Gaza tersebut Abbas menyatakan kesediaannya bekerja sama dengan pemerintahan Trump mendatang terutama dalam mengupayakan perdamaian adil dan menyeluruh antara Israel dan Palestina berdasarkan hukum Internasional dan resolusi PBB yang relevan.
Sementara itu Trump dilaporkan Libyan Express (9/10) juga memberi tahu Abbas bahwa dirinya berkomitmen bekerja sama dengan otoritas Palestina dan mitra regional lainnya untuk mendorong perdamaian dan menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung.
Korban Terbanyak Anak & Perempuan
Sejak Oktober tahun lalu, Israel menjalankan operasi militer di Gaza yang menewaskan banyak orang, di mana sebagian besarnya adalah warga sipil Palestina. Operasi Israel juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang meluas di Gaza.
PBB dan badan internasional lainnya telah berulang kali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza. Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menuntut diakhirinya kekerasan.Namun, upaya mediasi yang dipimpin AS, Mesir, dan Qatar untuk menengahi gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas di Gaza sejauh ini belum berhasil.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menghadapi kritik dari masyarakat internasional karena menolak menghentikan operasi militer di Gaza walau jumlah korban sipil yang tewas sangat tinggi.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pada Jumat kemarin bahwa hampir 70 persen korban tewas yang telah diverifikasi dalam perang di Jalur Gaza adalah perempuan dan anak-anak. PBB mengutuk apa yang terjadi di Gaza sebagai pelanggaran sistematis terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional.
Data PBB tersebut mencakup tujuh bulan pertama konflik Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas di Jalur Gaza, yang dimulai lebih dari setahun lalu.
Sebanyak 8.119 korban yang diverifikasi Kantor Hak Asasi Manusia PBB dalam periode tujuh bulan tersebut jauh lebih rendah dibanding jumlah korban lebih dari 43.000 yang diberikan otoritas kesehatan Palestina untuk 13 bulan penuh konflik. Korban termuda yang kematiannya diverifikasi pemantau PBB adalah seorang anak laki-laki berusia satu hari, dan yang tertua adalah seorang perempuan berusia 97 tahun, kata laporan itu.
Secara keseluruhan, anak-anak mewakili 44 persen korban, dengan usia lima hingga sembilan tahun mewakili kategori usia terbesar, diikuti mereka yang berusia 10-14 tahun, dan kemudian mereka yang berusia hingga dan termasuk empat tahun.
Melansir dari Al Arabiya News, Sabtu, (9/11) kemarin dinyatakan bahwa temuan ini menunjukkan “pelanggaran sistematis terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional, termasuk pembedaan dan proporsionalitas,” kata kantor hak asasi manusia PBB dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan setebal 32 halaman tersebut. (*)